Rabu, 07 November 2012

BERANDA          SEJARAH GRESIK           PRODUK           CONTACT US


SEJARAH PUDAK

           Mendengar nama PUDAK tentu terasa cukup asing bagi orang awam. Namun bagi warga kota Gresik, Lamongan dan sekitarnya, nama pudak sudah tak asing lagi. PUDAK dibuat dari tepung beras dibungkus daun aren (bentuknya setelah dikeringkan seperti daun jagung namun lebih solid dan tebal) santan, variasinya makanan ini ada yang diberi campuran gula merah atau dicampur daun pandan wangi sebagai oleh-oleh khas kota GresikPutih untuk rasa pandan  dan rasa gula merah berwarna agak kecoklatan.  Pada masa kini, oleh kreatifitas pembuat kue pudak untuk merebut pasar, maka ragam dan rasa pudakpun bertambah, diantaranya pudak pandan yang berwarna hijau dan harum karena campuran sari daun pandan. namun kadang-kadang para pembuat pudak memilih menggunakan daun suji sebagai perwarna pengganti, mengingat warnanya yang lebih kuat hijaunya, sensasinya juga tak kalah dengan daun pandan. Disamping rasa yang khas, bentuk kemasan pudak tidak ada yang menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan yang sudah mulai langka, pembuatannya pun tidak sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. kulit bagian dalam inilah yang dimanfaatkan. Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah adonan dituangkan, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Baru dikukus.

          Kue pudak merupakan jajanan yang kaya kalori dan mengenyangkan. Disamping itu kue ini bisa bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan. Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh.