Mendengar nama PUDAK tentu
terasa cukup asing bagi orang awam. Namun bagi warga kota Gresik, Lamongan dan
sekitarnya, nama pudak sudah tak asing lagi. PUDAK dibuat dari tepung beras dibungkus daun aren
(bentuknya setelah dikeringkan seperti daun jagung namun lebih solid dan tebal)
santan, variasinya makanan ini ada yang diberi campuran gula merah atau
dicampur daun pandan wangi sebagai oleh-oleh khas kota Gresik. Putih untuk rasa pandan dan rasa gula merah berwarna agak
kecoklatan. Pada masa kini, oleh kreatifitas pembuat kue pudak untuk
merebut pasar, maka ragam dan rasa pudakpun bertambah, diantaranya pudak pandan
yang berwarna hijau dan harum karena campuran sari daun pandan. namun
kadang-kadang para pembuat pudak memilih menggunakan daun suji sebagai perwarna
pengganti, mengingat warnanya yang lebih kuat hijaunya, sensasinya juga tak
kalah dengan daun pandan. Disamping rasa yang khas, bentuk kemasan pudak tidak
ada yang menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan yang sudah mulai
langka, pembuatannya pun tidak sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus
disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. kulit bagian
dalam inilah yang dimanfaatkan. Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai
ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut,
sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah
adonan dituangkan, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Baru
dikukus.
Kue pudak merupakan jajanan yang kaya kalori dan mengenyangkan. Disamping itu kue ini bisa bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan. Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh.
Menarik sepertinya :)
BalasHapus